Cara Mudah Menghindari Penipuan Saat Belanja Online, Hati-Hati dengan Konten AI!

Belanja online memang menawarkan banyak kemudahan. Namun, risiko penipuan juga semakin meningkat, terutama dengan kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang pesat.
Belakangan ini, penipuan melalui konten visual dan audio yang tampak seperti testimoni selebritas semakin marak. Menggunakan teknologi deepfake, konten tersebut terlihat sangat nyata, padahal selebritas yang bersangkutan tidak pernah membuatnya.
Baca Juga: 12 Tips Sederhana untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
Contohnya adalah iklan produk pelangsing yang menggunakan rekayasa visual dan suara Melaney Ricardo. Beberapa selebritas lain yang pernah menjadi korban pemalsuan antara lain Titi DJ, Ivan Gunawan, dan Prilly Latuconsina.
Baca Juga: 10 Metode Alami Menghilangkan Dahak untuk Tenggorokan yang Nyaman
Tidak hanya selebritas, ada juga video pidato Presiden Joko Widodo yang direkayasa seolah beliau fasih berbahasa Mandarin.
Pakar Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, memberikan beberapa tips untuk mengenali penipuan belanja online yang menggunakan AI, antara lain:
Baca Juga: 6 Tips Sederhana Memilih Penitipan Hewan Peliharaan yang Tepat dan Aman
1. Konten AI Terlalu Sempurna
Konten yang dibuat oleh AI seringkali tampak terlalu sempurna. Untuk itu, perhatikan detail visualnya, baik pada gambar maupun video. "Hasil konten AI biasanya terlalu sempurna. Kalau gambar bergerak dalam bentuk video, dia itu mulus tanpa jeda, padahal kalau orang berbicara biasanya ada jeda atau diam sejenak," ujar Firman, Minggu (21/4/2024), seperti dilansir dari Antara.
Baca Juga: Trik Belajar Efektif untuk Mencapai Prestasi yang Lebih Baik
Bandingkan juga dengan video lain. Misalnya, pada video rekayasa Presiden Jokowi, pidato tersebut terlihat sangat mulus tanpa jeda. Padahal, biasanya dalam pidato aslinya terdapat banyak jeda dalam kalimat-kalimatnya.
2. Melakukan Riset
Untuk mengenali apakah sebuah iklan atau konten AI, lakukan riset keasliannya. Gunakan mesin pencari seperti Google atau aplikasi pendeteksi konten AI. "Untuk produk yang tidak bergerak, kadang hasil gambarnya terlalu indah. Ini bisa dicek menggunakan Google atau aplikasi lain sebagai alat detektor konten AI," tambah Firman.
3. Berbelanja di Situs Terpercaya
Jika sulit membedakan antara konten asli dan konten AI, berbelanjalah di situs terpercaya seperti marketplace atau situs resmi produk. Layanan dengan penanggung jawab seperti marketplace akan membantu hingga barang pesanan tiba, termasuk jika ada komplain yang perlu ditangani. "Layanan yang ada penanggung jawabnya lebih baik, sehingga jika ada produk yang tidak sesuai atau tidak sampai bisa dikomplain dan ditanggapi," ujar Firman.
4. Perhatikan Testimoni
Membaca testimoni dari pengguna lain juga bisa membantu mengenali apakah penjualan sebuah produk memiliki unsur penipuan. Pelaku usaha di media sosial yang terpercaya biasanya memiliki banyak pengikut dan testimoni yang bisa dijadikan referensi. Namun, perlu diingat bahwa jumlah pengikut tidak selalu menunjukkan produk yang baik dan jujur. Perhatikan isi testimoni yang terlihat mencurigakan atau terlihat dituliskan oleh pelanggan secara organik. "Dengan melihat ciri-ciri tersebut, masyarakat bisa tetap aman dari penipuan saat berbelanja di media sosial," pungkas Firman.