6 Kesalahan Umum Orangtua dalam Menghadapi Anak yang Tantrum

6 Kesalahan Umum Orangtua dalam Menghadapi Anak yang Tantrum

Anak-anak sering mengalami tantrum, terutama pada usia 18 bulan hingga empat tahun. Perilaku tantrum yang umum meliputi menangis, berguling di lantai, mendorong, dan berteriak.

Tidak dapat dipungkiri, tantrum membuat orangtua kewalahan. Namun, orangtua perlu mengetahui cara yang benar dalam mengatasi tantrum serta menghindari kesalahan umum. Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan orangtua:

1. Marah dan Berteriak

Menurut Dokter Spesialis Anak, DR. Dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, Sp.A(K), orangtua harus tetap tenang saat menghadapi anak yang tantrum.

“Cara mengatasi anak tantrum salah satunya adalah dengan tetap tenang, jangan ikut berteriak. Nada suara harus tenang,” ujarnya dalam Seminar ‘Tantrum: Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?’ oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jumat (26/4/204).

Sering kali, orangtua ikut terpancing emosi saat anak tantrum. Namun, menurut Trisna, hal ini justru memperburuk keadaan.

Baca Juga: 10 Alasan Utama Mengapa Menurunkan Berat Badan Menjadi Sulit

“Jika kita berteriak, anak akan memperkuat tantrumnya. Jadi, tetap tenang, beri waktu,” tambahnya.

2. Tidak Memberikan Anak Kesempatan Menyalurkan Emosi

Tantrum terjadi karena anak belum mampu mengatur rasa frustasi mereka. Oleh sebab itu, Trisna menyarankan agar orangtua memberi anak kesempatan menyalurkan emosinya.

“Abaikan perilaku tantrumnya, tapi jangan abaikan anak tersebut,” ujarnya.

Pastikan anak dalam posisi aman dan tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain saat tantrum. Melarang anak menyalurkan emosinya justru berdampak buruk pada mereka.

Menurut Verywell Family, memberikan perhatian pada perilaku tantrum merupakan kesalahan. Misalnya, mengatakan “Berhentilah menangis” hanya akan memperburuk situasi.

Baca Juga: Inilah 6 Jenis Olahraga yang Membakar Kalori Paling Banyak, Salah Satunya Berenang!

3. Langsung Memenuhi Permintaan Anak

Trisna menyatakan, mengatasi anak tantrum dengan memenuhi permintaannya adalah kesalahan. Beberapa orangtua atau anggota keluarga sering kali langsung menyerah pada permintaan anak saat tantrum agar mereka berhenti.

Padahal, cara ini membuat anak mengulang perilaku tantrum. “Anak akan berpikir bahwa mereka harus berguling-guling untuk mendapatkan yang mereka inginkan,” jelas Trisna.

Baca Juga: Kegiatan yang Sering Dilakukan Saat Menyambut Tahun Baru

4. Menghibur Anak

Menghibur anak saat tantrum justru memperburuk situasi. Sebaliknya, ajarkan anak cara yang tepat untuk mengatasi dan menguasai emosi yang tidak nyaman. Setelah anak mengerti cara menguasai emosinya, berikan dukungan pada mereka.

5. Mengancam Anak

Mengancam anak saat tantrum tidak efektif, terlebih jika ancaman tidak ditindaklanjuti. Misalnya, orangtua berkata, “Berhentilah berteriak atau kamu harus duduk di dalam mobil,” tapi tidak melakukannya. Hal ini menunjukkan kepada anak bahwa orangtua tidak bersungguh-sungguh.

6. Menyuap Anak

Menyuap anak dengan hadiah juga kesalahan dalam mengatasi tantrum. Orangtua sering menjanjikan hadiah saat putus asa menghadapi tantrum. Misalnya, mengatakan, “Ibu akan membelikanmu mainan jika kamu berdiri.”

Baca Juga: Mau Diet Nasi? Inilah 5 Makanan Pengganti Nasi yang Wajib Dicoba

Sebaiknya, ganti dengan kalimat yang memberikan pilihan tanpa menawarkan hadiah di muka, seperti “Jika kamu berdiri dan berjalan, kita bisa mencari hadiah.” Ini memberikan anak pilihan tanpa janji langsung.

Label
tantrum
Bagikan ke


Pilihan Untuk Anda