Terjadi Resesi di 2023? Coba Pelajari Dulu Apa itu Resesi, Penyebab dan Dampaknya

Halo InfokanAja Lovers!
Resesi adalah masa ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara melambat atau bahkan berhenti. Ini ditandai dengan penurunan produktivitas, pengangguran yang meningkat, dan penurunan nilai pasar saham. Resesi juga dapat terjadi di seluruh dunia, yang dikenal sebagai resesi global.
Baca Juga: Perhatikan 8 Tanda Kuku Tidak Sehat, Mulai dari Mengelupas hingga Berubah Warna
Penyebab utama resesi sering kali terkait dengan masalah struktural dalam sistem ekonomi, seperti ketidakseimbangan dalam permintaan dan penawaran atau kesenjangan pendapatan yang besar.
Baca Juga: 6 Indikator Kamu Sedang Mengalami Gaslighting di Lingkungan Kerja
Beberapa penyebab lain yang dapat menyebabkan resesi adalah:
- Kegagalan sistem keuangan
Kegagalan sistem keuangan, seperti krisis keuangan atau krisis bank, dapat menyebabkan resesi. Ini terjadi ketika institusi keuangan tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya, yang dapat menyebabkan kepercayaan investor dan konsumen terhadap sistem keuangan terganggu. - Krisis politik atau hukum
Krisis politik atau hukum dapat menyebabkan resesi, terutama jika menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Contohnya, terjadi resesi di Turki pada tahun 2018 setelah terjadi krisis mata uang dan konflik dengan Amerika Serikat. - Perubahan iklim
Perubahan iklim, seperti bencana alam atau perubahan cuaca ekstrem, dapat menyebabkan gangguan ekonomi karena mengganggu produksi dan distribusi barang dan jasa. - Perang atau konflik
Perang atau konflik dapat menyebabkan mengganggu produksi dan distribusi barang dan jasa, serta mengurangi kepercayaan investor dan konsumen. - Ketidakstabilan harga minyak
Ketidakstabilan harga minyak dapat menyebabkan resesi karena minyak merupakan sumber daya yang penting bagi sebagian besar negara, terutama negara-negara importir minyak. Penurunan harga minyak dapat menyebabkan penurunan pendapatan bagi negara-negara yang bergantung pada minyak sebagai sumber utama pendapatan, sedangkan kenaikan harga minyak dapat menyebabkan inflasi yang merugikan konsumen.
Baca Juga: Rekomendasi 7 Website Pasang Iklan Gratis untuk Mengembangkan Bisnis Online
Untuk menghadapi resesi, pemerintah dan bank sentral biasanya mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneter untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal meliputi pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi atau pemotongan pajak untuk meningkatkan permintaan konsumen. Kebijakan moneter, di sisi lain, meliputi penurunan suku bunga oleh bank sentral untuk meningkatkan kredit dan investasi. Namun, kebijakan ini juga dapat memiliki efek samping seperti inflasi yang tinggi.
Baca Juga: Kunci Kesehatan: 5 Tanda Konsumsi Sayur yang Kurang dan Dampaknya pada Berat Badan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk bertahan di saat resesi:
- Menyeimbangkan anggaran
Saat resesi, penting untuk mengontrol pengeluaran dan memastikan bahwa uang yang ada digunakan secara efisien. Buatlah anggaran bulanan yang realistis dan hindari membeli barang yang tidak dibutuhkan. - Menyimpan uang
Saat resesi, sangat penting untuk memiliki cadangan keuangan yang cukup. Mulailah menyimpan uang dengan cara menabung setiap bulannya, terlepas dari berapa besar pendapatan Anda. - Mencari sumber penghasilan tambahan
Carilah peluang untuk bekerja sampingan atau menjual barang yang tidak terpakai untuk menambah penghasilan Anda. Ini dapat membantu mengurangi tekanan keuangan saat resesi. - Mencari diskon dan promo
Carilah diskon dan promo yang tersedia untuk membeli barang yang dibutuhkan. Ini dapat membantu menghemat uang Anda. - Mencari bantuan
Jika Anda merasa tertekan keuangan akibat resesi, carilah bantuan dari keluarga atau organisasi sosial. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika Anda merasa membutuhkannya.
Contoh Kasus:
Suatu keluarga dengan pendapatan bulanan sebesar Rp. 4 juta mengalami kesulitan finansial saat terjadi resesi. Mereka memutuskan untuk membuat anggaran bulanan dan mengatur pengeluaran dengan lebih hati-hati. Mereka juga mencari peluang untuk menambah penghasilan dengan bekerja sampingan sebagai penjual makanan di pasar. Keluarga tersebut juga mencari diskon dan promo untuk membeli barang yang dibutuhkan, seperti membeli kebutuhan pokok di pasar tradisional yang lebih murah daripada di toko kelontong. Ketika masih merasa kesulitan, keluarga tersebut tidak sungkan untuk meminta bantuan dari keluarga terdekat. Dengan cara-cara ini, keluarga tersebut mampu bertahan di saat resesi.
Resesi dapat memiliki dampak yang luas dan merugikan bagi individu, perusahaan, dan negara.
Beberapa dampak resesi yang sering terjadi adalah:
- Penurunan produktivitas
Resesi dapat menyebabkan penurunan produktivitas karena permintaan akan barang dan jasa menurun. Ini dapat menyebabkan perusahaan merugi dan mengurangi jumlah pekerjaan yang tersedia. - Pengangguran yang meningkat
Resesi dapat menyebabkan peningkatan pengangguran karena perusahaan mengurangi jumlah pekerjaan yang tersedia. Ini dapat menyebabkan individu kehilangan pekerjaan dan mengalami kesulitan finansial. - Penurunan nilai pasar saham
Resesi dapat menyebabkan penurunan nilai pasar saham karena investor menjadi kurang percaya dengan prospek ekonomi di masa depan. Ini dapat mengurangi kekayaan individu yang memiliki saham dan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan yang terdaftar di bursa. - Inflasi yang tinggi
Resesi dapat menyebabkan inflasi yang tinggi karena pemerintah dan bank sentral mencoba menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneter yang agresif. Ini dapat merugikan konsumen yang harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama. - Ketidakstabilan politik
Resesi dapat menyebabkan ketidakstabilan politik karena banyak individu yang merasa kecewa dengan keadaan ekonomi yang buruk. Ini dapat menyebabkan protes dan demonstrasi yang menimbulkan ketidakstabilan politik.